Menu

Mode Gelap
Alumni MAN Pemalang Banyak yang Sukses, Ada yang Jadi Pengusaha, Politisi hingga Pejabat Publik Reuni Akbar MAN Pemalang Sukses Digelar, Momentum Pererat Tali Silaturahmi Antar Alumni Prihatin Atas Kebakaran Pasar Pagi Pemalang, Fahmidh Dhuha Minta Pemda Ambil Langkah Cepat Bantu Pedagang Terdampak IKAPPI Sampaikan Duka Cita Atas Kebakaran di Kios Pakaian Pasar Pagi Pemalang Wakil Ketua DPRD Pemalang Aris Ismail Turut Prihatin Atas Kebakaran Kios Pakaian di Pasar Pagi Ratusan Kios Pedagang Pakaian di Pasar Pagi Pemalang Ludes Dilalap Si Jago Merah

Opini

The Lady with the Lamp: Kepemimpinan yang Menyala dalam Diam

badge-check


					dr. Darmanto, SH, M.Kes, SpPD, FINASIM, FISQua Perbesar

dr. Darmanto, SH, M.Kes, SpPD, FINASIM, FISQua

Oleh: dr. Darmanto, SH, M.Kes, SpPD, FINASIM, FISQua*

WARTANASIONAL.COM – Pada pertengahan abad 19, antara tahun 1853 – 1856 terjadi perang antara Kekaisaran Rusia dengan aliansi Kekaisan Ottoman, Inggris, Perancis dan Kerajaan Sardinia yang dikenal Perang Krimea. Ada kisah menarik yang terjadi di sebuah rumah sakit militer di Scutari (sekarang İstambul, Turki).

Kisah ini diawali dengan kondisi di tengah gelapnya lorong rumah sakit yang dipenuhi jeritan tentara luka, suara langkah pelan menyusuri lantai batu menjadi harapan mereka.

Sebuah lampu minyak kecil menyala di tangannya dan di balik cahaya itu berdiri seorang perempuan yang kelak dikenal dunia sebagai The Lady with the Lamp. Dia adalah Florence Nightingale. Sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi kita terutama para perawat di seluruh dunia.

Saat mendatangi para tentara yang sakit, Florence tidak datang dengan seragam militer, tidak memegang jabatan komando, dan tidak menonjolkan suara keras.

Tetapi kehadirannya mengubah cara dunia memandang nilai sebuah nyawa, rasa kemanusiaan, dan makna kepemimpinan.

Saat terjadi Perang Krimea tersebut rumah sakit militer dipenuhi prajurit yang terabaikan dan bahkan sekarat. Hal itu terjadi bukan hanya karena luka yang diderita tapi akibat kondisi lingkungan yang tidak manusiawi. Florence datang memberi harapan dengan membersihkan ruang perawatan, mengatur sirkulasi udara serta memperbaiki sanitasi.

Saat malam tiba ia menyusuri bangsal sendirian dengan membawa lampu kecil ia menyapa, memperhatikan, menyentuh tangan yang gemetar. Dan dari situlah kisahnya menyala.

Sebutan The Lady with the Lamp bukan sekadar gambaran karena ia membawa lampu saat menyapa si sakit. Tetapi merupakan metafora dari kepemimpinan yang sunyi. Kepemimpinan yang hadir bukan untuk tampil tapi untuk membantu. Bukan untuk memerintah, tapi untuk memberi contoh.
Menjadi paradoks saat pandangan dunia yang sering mengaitkan kepemimpinan dengan podium, pangkat, atau popularitas.

Tetapi Florence membalikkan semuanya dengan menunjukkan bahwa kehadiran yang konsisten, perhatian yang tulus, dan kerja yang senyap bisa berdampak lebih besar dari teriakan komando.

Florence adalah pemimpin tanpa jabatan Ia memimpin lewat tindakan yang tidak menunggu perubahan dari atas. Ia mulai dari bawah dari lantai rumah sakit yang kotor, dari luka yang terbuka dan dari pasien yang tak punya suara.

Hingga layak kalau Florence menjadi simbol keperawatan modern dan sampai saat ini menjadi kebanggaan para perawat dan seluruh insan kesehatan di dunia.

Bagaimana dengan kondisi sekarang ?

Meskipun kita hidup di jaman yang berbeda dengan Florence tetapi perjalanan hidupnya selalu menjadi inspirasi.

Pekerjaan kita saat ini ada yang menjadi perawat, bidan atau dokter dan mungkin bisa jadi bukan tenaga kesehatan tapi kita bisa menjadi pembawa lampu dalam versi kita masing-masing. Dalam pekerjaan, keluarga, komunitas, kita bisa hadir mendengarkan, memperbaiki, menenangkan, dan menyinari. Disaat itulah ruh kepemimpinan kita akan nampak. Karena kepemimpinan bukan soal posisi, tapi pengaruh.

Seringkali pengaruh dimulai dari satu langkah keci…
…dengan satu cahaya kecil…
…di tengah gelap yang paling sunyi.
Selamat Hari Perawat Nasional 17 Maret 2025, terima kasih telah menjadi cahaya harapan dalam sunyi yang tak selalu terlihat.

*) Dokter yang juga aktivis sosial kemasyarakatan serta pegiat dunia digital ***

Baca Lainnya

Ibu Profesional, Anak Fenomenal: Antara  Teks dan Konteks 

22 Desember 2025 - 10:46 WIB

Prof. Dr. Hj.Yuyun Affandi, Lc. MA

Generasi Zombi dan Tanggung Jawab Orang Tua

18 Desember 2025 - 17:02 WIB

Nur Kholis

Momentum Hari Disabilitas Internasional 2025, Tantangan dan Hambatan Penyandang Disabilitas

3 Desember 2025 - 10:38 WIB

Untung Budiarso

Maknai Hari Pahlawan dengan Semangat Juang, Keteladanan dan Pengabdian untuk Rakyat

10 November 2025 - 12:06 WIB

Priwantoro, SE., S.Kom

Waspada Gula Tersembunyi: Belajar Baca Label Makanan

7 November 2025 - 11:12 WIB

dr. Darmanto, SH, M.Kes, SpPD, FINASIM, FISQua
Trending di Opini
error: Content is protected !!