WARTA NASIONAL – Program Magister Ilmu Politik (MIP) FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang sukses menyelenggarakan acara Kuliah Umum dan Bedah Buku “Pasar Gelap Demokrasi” karya Dr. Rofiq Mahfudz pada Sabtu, 19 April 2025.
Acara yang digelar di Gedung D Pascasarjana Kampus Unwahas Sampangan Semarang, ini menghadirkan penulis langsung sebagai narasumber utama, serta sosok akademisi MIP sebagai pembanding, Dr. Ahmad Maulani.
Dalam buku yang merupakan hasil riset disertasinya, Rofiq Mahfudz mengkritisi fenomena oligarki, praktik transaksional dalam pemilu, serta distorsi nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
Penulis yang juga Dosen UIN Walisongo Semarang itu menyoroti bagaimana demokrasi tidak lagi menjadi ruang partisipasi publik yang murni, melainkan telah disusupi kepentingan-kepentingan pasar gelap kekuasaan.
Sementara itu, Ahmad Maulani sebagai pembanding tak menampik adanya fenomena pasar gelap demokrasi sebagaimana tertuang dalam buku karya Rofiq, yang saat ini menjabat sebagai pengurus PWNU Jateng.
“Kita tak menampik pasar gelap demokrasi ini. Semua tahu, faktanya memang seperti itu, yang terjadi, “ujar Ahmad Maulani.
Meski demikian, sosok yang berpengalaman panjang sebagai staf khusus DPR RI ini mendorong mahasiswa untuk tetap optimis terwujudnya demokrasi yang substansial.
“Kuncinya adalah kita semua, harus tetap hadir mendorong adanya pendidikan politik bagi masyarakat, bagi generasi muda, “imbuhnya.
Acara ini mendapat antusiasme yang sangat tinggi dari mahasiswa, utamanya mahasiswa magister dan mahasiswa Rekognisi Pembelajaran Lanjut (RPL).
Hadir pula dalam bedah buku, Kaprodi Ilmu Politik M. Nuh, S. Sos., M. Si., pengamat Pilkada Drs. Joko J. Prihatmoko, M. Si., akademisi Ilmu Politik Zudi Setiyawan, M. Si.
Diskusi yang dimoderatori Ketua Forum Mahasiswa Magister Ilmu Politik (FORMAPOL), Didik T. Atmaja, ini berlangsung dinamis. Banyak pertanyaan kritis dari peserta, yang sejatinya tak hanya membahas isi buku, tetapi juga relevansinya terhadap situasi sosial-politik kontemporer.
Pada kesempatan itu, Dekan FISIP Unwahas, Dr. Ali Martin, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya akademik untuk mendorong diskursus politik yang lebih reflektif dan kritis.
“Melalui bedah buku ini, kami berharap mahasiswa dapat memahami lebih dalam realitas demokrasi yang terjadi di balik layar institusi formal,” ujarnya.
Ali Martin juga menambahkan, isu pasar gelap demokrasi ini bisa dilanjutkan dalam diskusi perkuliahan magister yang saat ini telah berlangsung, usai libur lebaran 2025.
Acara yang dimulai pukul 13.00 wib itu, ditutup dengan penandatanganan buku oleh penulis bagi mahasiswa yang telah memilikinya, penyerahan sertifikat serta ucapan terima kasih.
Pergantian Pengurus FORMAPOL
Selain menjadi forum intelektual, acara ini juga menjadi ruang temu lintas angkatan mahasiswa magister dan RPL. Selain itu, momen ini juga didedikasi sebagai forum reorganisasi FORMAPOL di bawah kepemimpinan Didik T. Atmaja yang telah memasuki purna.
Sebagai informasi, FORMAPOL adalah organisasi mahasiswa di tingkat magister yang digagas sebagai ruang silaturahmi, temu gagasan, pemikiran dan diskusi antarmahasiswa serta membangun jejaring lintas angkatan.
Di awal pembentukannya pada 2024 lalu, organisasi ini menunjuk eks jurnalis senior Kedaulatan Rakyat, Isdiyanto, sebagai penasehat. Sedangkan bertindak sebagai pengurus harian antara lain Didik T. Atmaja (Ketua), M. Ridwan Muttaqien (Sekretaris) dan M. Hayu Muslihat (Bendahara). ***