WARTA NASIONAL – Belasan perempuan Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, tampak antusias mengikuti pelatihan batik ecoprint di Balai Desa Keji.
Berbekal dedaunan dan bunga dari sekitar rumah, para ibu PKK belajar mengolah kekayaan alam menjadi karya seni bernilai ekonomi.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Keji, Imroatul, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan tersebut memberi ide baru bagi perempuan desa untuk menghasilkan karya seni yang bermanfaat sekaligus mendukung pengembangan Desa Wisata Keji.
“Seru juga dalam proses pembuatannya, riuh suara palu mencap dedaunan di atas kain. Ini sepertinya juga menjadi cerminan kegembiraan kami,” ujarnya.
Pelatihan bertema “Mengolah Kekayaan Alam Menjadi Karya Seni Bernilai Ekonomi” ini diinisiasi oleh Universitas Semarang melalui program KKN PPM XXVI, dengan Retno Manuhoro sebagai dosen pembimbing lapangan. Ecoprint tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang ramah lingkungan.
“Kami berharap keterampilan ini mampu mendorong pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi kreatif desa,” kata Retno.

Perempuan Desa Keji bersama mahasiswa sedang mempersiapkan aneka macam bunga segar dan tumbuhan lokal sebagai bahan baku eco print.
Sementara itu, koordinator mahasiswa KKN, Aldi Nayaka Putra menuturkan bahwa sejak observasi awal, mahasiswa sudah melihat potensi besar Desa Keji dalam pengembangan ecoprint.
“Harapan kami, ibu-ibu PKK bisa terus melanjutkan keterampilan ini hingga menghasilkan produk unggulan desa,” jelasnya.
Kepala Desa Keji, Siswanto, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya desa untuk berbenah menuju desa wisata.
“Bahan-bahan alami di sini sangat melimpah, sehingga karya ecoprint yang dihasilkan bisa benar-benar orisinil dan khas Desa Keji,” katanya.
Lebih lanjut, Siswanto menyebut bahwa desa tengah menyiapkan berbagai agenda wisata, termasuk Pasar Wonosesaji yang digelar rutin setiap Minggu Legi. Pasar ini menjadi ruang pamer terbuka bagi potensi lokal, mulai dari kuliner khas thethek melek, olahan susu, hingga aneka keripik pangan.
“Dengan tambahan ecoprint, semakin banyak karya seni dan kerajinan khas yang bisa menjadi identitas desa,” tambahnya.
Melalui sinergi antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan masyarakat desa, pelatihan ecoprint ini tidak hanya memberi keterampilan baru, tetapi juga membuka jalan bagi perempuan Desa Keji untuk lebih berdaya, menopang ekonomi keluarga, sekaligus memperkuat daya tarik desa wisata.***