WARTA NASIONAL – Penghubung Komisi Yudisial (PKY) Jawa Tengah menggelar acara sarasehan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Komisi Yudisial RI.
Acara ini menghadirkan beberapa Lembaga Badan Hukum (LBH), jurnalis, mahasiswa, serta pejabat PKY Jawa Tengah yang ada di Kota Semarang. Kamis, 14 Agustus 2025
Acara sarasehan dimulai pukul 09.30 yang dibuka langsung oleh Koordinator Penghubung Komisi Yudisial Jawa Tengah, Muhammad Farhan.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwasanya kegiatan sarasehan ini merupakan refleksi dari 20 tahun perjalanan yang telah dilalui Komisi Yudisial. Sebuah perjalanan panjang dari awal berdirinya Komisi Yudisial Republik Indonesia.
“Peringatan HUT kali ini merupakan refleksi kami selama perjalanan 20 tahun berada di Komisi Yudisial. Tentunya, banyak sekali dinamika yang telah kami lalui, pada kesempatan inilah, kami ingin bekerja sama serta menjalin hubungan dengan teman teman semua untuk bersama menjaga integritas hakim di negara kita”, ujarnya.
Farhan turut menyampaikan, adanya masukan serta refleksi dari teman-teman LBH, Jurnalis, dan Mahasiswa dapat memberikan energi baru pada kerja Komisi Yudisial, terkhusus pada PKY.
“Saran, masukan, atau refleksi dari teman teman semua memberikan pecutan semangat bagi kami untuk terus memberikan pendapingan terbaik bagi masyarakat”, jelasnya.
Acara ini juga merupakan bentuk penguatan jaringan bagi LBH, Jurnalis, dan kepada mahasiswa untuk dapat membantu mengawal kerja-kerja Komisi Yudisial.
“Hal ini juga sebagai bentuk penguatan jaringan bagi para perwakilan LBH, Jurnalis, serta mahasiswa untuk menjalin kerja sama, terlebih untuk setiap kasus yang memang membutuhkan pendampingan PKY”, jelas Farhan.
Acara dilanjutkan dengan refleksi, saran, dan masukan dari setiap tamu undangan yang hadir.
Salah satu perwakilan media yang turut menyampaikan masukan dan harapan adalah Ketua AJI Semarang, Aris Mulyawan.
Ia menyampaikan harapan kepada PKY untuk tetap berdigdaya, berjejaring dengan banyak pihak, dan memberikan edukasi maupun pelatihan kepada teman teman mahasiswa.
Selain itu, salah satu perwakilan lembaga yang menyampaikan refleksinya adalah dari LBH APIK Semarang, Dwi Laily Satiti.
Ia menyampaikan bahwasanya, acara ini merupakan hal yang sangat penting untuk penguatan jaringan. Karena sebagai bagian dari lembaga peradilan, terkadang ia merasakan kesulitan terhadap beberapa hakim yang tidak bisa memahami atau menganggap remeh perempuan, terlebih lagi untuk kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT).
“Di beberapa kasus yang kami kerjakan, terkadang hakim tidak dapat memahami perempuan atau justru menganggap perempuan remeh. Dengan adanya acara seperti ini, kami dapat memperkuat komunikasi dan memudahkan kerja sama dengan Komisi Yudisial untuk ke depannya, terlebih lagi dalam hal pelaporan ketika terjadi penyelewengan”, tuturnya.
Acara sarasehan ditutup dengan do’a dan foto bersama, serta ramah tamah dengan semua tamu undangan yang hadir. (Hanifah Shabrina)***



















