WARTA NASIONAL – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah (Jateng) mendorong peningkatan peran generasi muda dalam mengawal dan mengawasi pelaksanaan kebijakan pembangunan pertanian di daerah.
Hal itu dikatakan Anggota Komis B DPRD Jateng, Harun Abdul Khafizh dalam acara diskusi di Balai Perakitan dan Pengujian Lingkungan Pertanian kabupaten Pati, pada Rabu 19 November 2025.
Langkah ini dinilai penting untuk memastikan program pemerintah berjalan efektif sekaligus menghadirkan inovasi baru di sektor pertanian.
Gus Harun sapaan akrab Harun Abdul Khafizh mengapresiasi terhadap program brigade pangan yang digawangi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa ini akan menjadi tonggak baru untuk mengajak anak-anak muda terlibat secara aktif di sektor pertanian dan tentu pertanian tidak hanya menanam padi saja tapi pertanian dalam arti yang luas.
“Kedepan kita berharap profesi menjadi petani itu menjadi satu pilihan yang strategis dan seksi sehingga kemudian perlu ditopang oleh semakin terus meningkatnya kesejahteraan untuk petani,” ujarnya.
Lanjut Gus Harun, sehingga anak-anak muda Indonesia ke depan justru semakin mendekat ke sektor pertanian, kita lihat NTP atau nilai tukar petani di Jawa Tengah cukup bagus nilainya 118, maka ini adalah satu hal yang atau untuk patut apresiasi dan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Tengah harus kita dukung.
“Pak Lutfi dan Pak Yasin, Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng pada tahun 2026 itu prioritas pembangunannya adalah ketahanan pangan. Maka oleh karena itu, ini menjadi satu hal yang sinergis dengan program di pusat untuk semakin kemudian mentengahkan sektor pertanian ini sebagai salah satu pilihan usaha yang strategis dan menjanjikan,” imbuhnya.
Dikatakan Gus Harun, yang ingin ia sampaikan adalah bahwa hulu dari persoalan pertanian ini lagi-lagi adalah soal ketersediaan air maka ia terus mengajak kepada seluruh elemen di seluruh Jawa Tengah khususnya anak-anak muda untuk menguatkan kembali revitalisasi mata air di seluruh Jawa Tengah.
“Mari kita kuatkan dengan menyediakan tanaman konservasi di sekitar mata air untuk kemudian mata air yang sudah tersedia itu semakin deras debit airnya, yang sudah mati lama tumbuh kembali debit airnya dan itu kita harapkan bukan hanya di musim penghujan saja tapi juga di Museum kemarau,” imbuhnya.
Oleh karena itu, kata Gus Harun gerakan revitalisasi mata air di seluruh Jawa Tengah untuk kita terus galakkan kami tadi mengajak sebagian besar atau semua peserta yang hadir dari berbagai elemen kepemudahan dan mereka setelah acara tertarik dan ingin bergabung dalam gerakan serupa.
“Ini menjadi penting karena sehebat apapun program irigasi seperti penyediaan bendungan, penyediaan saluran irigasi, pemipaan, pemompaan untuk mengairi sawah dan ladang, lahan-lahan pertanian kita, itu kalau ketersediaan air dari mata air itu tidak tersedia maka itu jauh panggang dari api,” ujarnya.
Ditambahkan, ia menyampaikan hal itu dan tadi peserta setuju untuk diambil langkah-langkah yang komprehensif terkait dengan bagaimana kita merevitalisasi, merehabilitasi seluruh mata air yang ada di Jawa Tengah.
Untuk tahun sidang 2025-2026 itu merencanakan untuk membahas Rancangan peraturan daerah (raperda) tentang rehabilitasi lahan kritis dan Kehutanan daerah Jawa Tengah.
Tentu ini adalah upaya yang kami anggap sebagai suatu hal yang sangat serius untuk memberikan dukungan di sektor lain, baik sektor pertanian, Perindustrian dan perekonomian yang lain.
“Mudah-mudahan pembahasan raperda rehabilitasi lahan kritis dan perhutanan daerah yang sedang kita rencanakan berjalan lancar dan Allah berikan kemudahan,” pungkasnya.***



















