WARTA NASIONAL – Sebanyak 31 santri Tahfidz Al-Qur’an MAJT-Baznas Jateng mendapat pelatihan jurnalistik sebagai bekal mereka agar mahir menulis berbasis fakta dan data yang akurat.
Pelatihan diselenggarakan selama tiga bulan setiap hari selasa di ruang rapat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Tampil sebagai pemateri H Isdiyanto Isman, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Jawa Tengah yang juga Kepala Biro Harian Kedaulatan Rakyat Biro Semarang.

Menurut Direktur Pesantren, Dr KH M Syaifudin, MA kepada pers, Selasa (15/7/2025), pelatihan ini yang ke enam kalinya dari 12 kali yanv dipersiapkan. Pelatihan ini penting, di tengah maraknya penyebaran konten bernarasi subjektif di media sosial.
Dijelaskan, pelatihan jurnalistik ini diadakan sebagai respons terhadap kondisi media sosial yang dipenuhi tulisan tanpa data, cenderung memicu ujaran kebencian dan adu domba.
Dr KH M Syaifudin MA berharap, pasca pelatihan, semua santri dituntut mahir menulis artikel ataupun berita di media sosial ataupun media massa. Tulisan yang layak dibaca dan bermanfaat untuk masyarakat.
“Banyak masyarakat menulis dan membagikan informasi di media sosial tanpa teknik jurnalistik yang benar,” Kata pemateri, H Isdiyanto Isman, kepada peserta pelatihan.
Menurutnya, kemampuan menulis jurnalistik yang baik dimulai dari proses penggalian data dan informasi. Setelah data presisi, penulis atau wartawan menganalisis sebelum dituangkan ke dalam bberita ataupun artikel.
Dalam pelatihan ini, santri juga dibekali pemahaman mulai dari teknik verifikasi di lapangan, wawancara, hingga menyusun informasi yang kredibel berbasis 5W+1H..
Dihubungi terpisah Musyrif Pesantren, Gus Shulkhan Habib menambahkan, dengan pelatihan jurnalistik, santri dituntut aktif mengikuti arus informasi yang maju pesat dengan cara menuangkan data presisi dan analisis dalam tulisan.
Musrib mengaku plong, dalam pelatihan diajarkan berbagai teori dan teknik jurnslistik di antaranya cara membuat berita yang benar.
“Santri kini tidak hanya dituntut berdakwah di panggung klasik, tapi harus merambah di media sosial,” ujarnya.***