WARTA NASIONAL – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 74 Desa Butuh Kecamatan Semarang mengadakan sosialisasi anti-bullying Sekolah Dasar Negeri (SDN) Butuh 01, pada Selasa (22/7/2025).
Sosialisasi dilakukan dengan menggunakan metode yang lebih menyenangkan dan menampilkan materi menggunakan animasi serta video pembelajaran. Sosialisasi anti-bullying diberikan kepada siswa kelas 1, 2, dan 3.
Kepala Sekolah SDN Butuh 01, Rubini menyambut dengan senang hati program kerja dari mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo posko 74 Desa Butuh.

“Mengucapkan terima kasih kepada KKN UIN Walisongo Semarang yang sudah berkenan untuk bergabung terkait dengan KKN-nya di bidang pendidikan dan Alhamdulillah mau sharing atau memberikan informasi terkait program bimbingan konseling ataupun anti-bullying,” jelasnya.
Ia juga mengatakan kegiatan kali ini menjadi momen untuk mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di lingkungan perkuliahan.
“Alhamdulillah berbagi ilmu yang didapatkan mahasiswa dan mahasiswi untuk bisa diaplikasikan dan dituang di SDN Butuh 01 bersama dengan peserta didik, Insha Allah itu sangat positif dan kami merespon dengan baik,” katanya.
Rubini meyakini kegiatan sosialisasi ini memiliki manfaat tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga pada mahasiswa-mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo posko 74 Desa Butuh itu sendiri.
“Dengan kegiatan ini, mahasiswa siap belajar di tingkat masyarakat dan di bidang pendidikan dari pihak kami pun sangat welcome dan sangat senang karena berbagi ilmu itu didapatkan dari mana mana saja dan Insha Allah sangat berguna sekali untuk keluarga besar SDN Butuh 01, khususnya peserta didik kami,” ujarnya.
Koordinator Divisi Pendidikan dan Keagamaan Posko 74 Desa Butuh, Muhammad Nur Ramdani mengatakan kegiatan ini akan berfokus pada definisi dan ruang lingkup anti-bullying.
“Fokus utamanya pada pengajaran dan sosialisasi bullying karena kita ketahui terkadang anak-anak ketika bermain, tidak dapat membedakan mana porsi bermain dan mana yang akhirnya jatuh kepada porsi membully,” jelasnya.
Ia juga mengatakan sosialisasi anti-bullying harus diberikan sedini mungkin.
“Kami mengetahui bahwa anak-anak belum dapat membedakan mana bercanda atau tidak,” ujarnya.
Dani menekankan nilai kebersamaan harus mulai dibentuk sedari anak-anak.
“Tentu karena anak-anak mungkin bukan orang jauh dan rumahnya berdekatan, maka nilai kebersaman harus mulai dibentuk agar terus berteman dan berkomunikasi hingga besar nanti,” katanya.
Salah satu anggota Divisi Pendidikan dan Keagamaan, Aizza Latho’iva Sania menjelaskan sosialisasi anti-bullying akan dikonsepkan seperti pengajaran biasa dengan metode yang lebih variatif.
“Seminggu dua kali dan akan dilaksanakan selama dua minggu, dengan materi anti-bullying dan bijak bermedia sosial. Nanti kami akan berikan informasi tidak seperti belajar, tetapi menggunakan metode yang lebih ringan dan agar lebih mudah dipahami,” katanya.
Ia berharap dengan adanya sosialisasi anti-bullying dari mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo posko 74 Desa Butuh dapat memberikan dampak walaupun mungkin kecil.
“Kami sadari bahwa dengan hanya 2 minggu dan 4 kali pertemuan mungkin saja tidak memberikan dampak yang signifikan, tetapi kami tetap meyakini akan hasilnya walaupun sedikit,” jelasnya. (Gojali / Posko 74 Desa Butuh)***