WARTA NASIONAL – Senator DPD RI Abdul Kholik mendorong Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif dan Persatuan Guru NU (Pergunu) untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Tengah (Jateng).
Kualitas Pendidikan ini, kata Abdul Kholik, meliputi dari harapan dan lama usia sekolah.
Hal itu ia sampaikan dalam Bincang Pendidikan Penguatan Organisasi Pendidikan NU di Kampus 2 Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, pada Rabu (6/8/2025).

Menurutnya, berdasarkan data statistik terkait Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), Jawa Tengah (Jateng) lama sekolahnya baru 8 tahun (SMP).
“Kalau delapan tahun berarti baru kelas dua SMP. Di beberapa daerah kesenjangan antara harapan dengan realisasinya cukup jauh,” katanya.
Ia mengungkapkan di Jateng utara (Semarang dan Pantura barat) harapan usia sekolah bisa mencapai 13 tahun, tetapi realisasinya hanya 8 tahun. “Perlu dicari apa masalahanya kenapa tidak bisa melanjutkan ke SMA,” ungkapnya.
Demikian juga di wilayah Muria Raya, potensi harapan usia sekolah mencapai 12 tahun, tetapi realisasinya 8 tahun.
Kemudian, di Jateng timur potensi harapan usia sekolah mencapai 13,3 tahun tapi realisasinya baru 9 tahun (SMA kelas 1).
“Ini menjadi PR. Kesenjangan antara harapan dan lama sekolah di Jawa Tengah,” jelasnya.
Dalam kegiatan Bincang Pendidikan ini, ia juga menekankan inovasi secara organisasi dan kelembagaan serta langkah-langkah optimalisasi kontribusi pada pendidikan di Jawa Tengah.
“Juga dikaitkan dengan penguasaan coding menggunakan AI (Artificial Intellegence) untuk meningkatkan kinerja di sektor pendidikan,” tuturnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Wakil Ketua PWNU Jateng Ahmad Zaki Fuad, Wakil RektorII Unwahas Dr Khanifah, Ketua PW Pergunu Jawa Tengah Dr Nur Cholid.
Kemudian, hadir Ketua PW LP Ma’arif Jateng Fakhrudin Karmani, para dekan di Unwahas juga pengurus serta anggota Ma’arif dan Pergunu se-Jateng.***