WARTA NASIONAL – Kasus tragis menimpa seorang bocah bernama Rafa (11) asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang meninggal dunia akibat gigitan ular weling (Bungarus candidus).
Peristiwa memilukan ini menjadi peringatan bagi masyarakat luas akan bahaya ular berbisa yang kerap tidak disadari, serta pentingnya langkah pencegahan yang tepat.
Ular weling, yang dikenal juga sebagai ular belang, merupakan spesies berbisa mematikan yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk di wilayah Indonesia.

Ciri khasnya adalah tubuh dengan pola belang hitam-putih yang mencolok dan indah.
Sayangnya, penampilan cantik tersebut menyimpan bisa neurotoksin yang sangat berbahaya, mampu melumpuhkan sistem saraf manusia dalam hitungan jam.
Seperti yang dialami Rafa, korban gigitan ular weling sering kali tidak merasakan sakit pada awalnya.
Luka gigitan tampak kecil dan tidak mencolok, sehingga banyak yang tidak menyadari bahaya yang sedang mengintai.
Dalam kasus Rafa, ia mengeluhkan rasa lemas, Pusing dan kantuk, namun tidak ada tanda-tanda luka serius.
Saat gejalanya semakin parah ia kesulitan bicara, menelan, dan bernapas. nyawanya sudah tidak tertolong meski sempat dibawa ke rumah sakit.
Racun ular weling bekerja menyerang saraf motorik dan pernapasan, menyebabkan kelumpuhan otot secara bertahap.
Tanpa penanganan cepat dan antivenom khusus, korban bisa mengalami henti napas total dalam waktu 6 hingga 12 jam setelah tergigit.
Bahaya yang Nyata di Sekitar Lingkungan Kita
Ular weling umumnya aktif pada malam hari (nokturnal) dan sering berada di tempat lembab seperti semak, pinggiran sawah, saluran air, atau bahkan di sekitar pemukiman warga.
Meskipun tidak agresif, ular ini akan menggigit jika merasa terancam.
Yang menjadi perhatian adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya ular weling, serta keterbatasan fasilitas kesehatan dalam menyediakan serum anti-bisa yang tepat.
Hal ini membuat banyak korban terlambat mendapatkan pertolongan.
Langkah Pencegahan yang Harus Dilakukan
Agar kejadian serupa tidak terulang, masyarakat perlu menerapkan langkah-langkah pencegahan berikut:
1. Waspada saat beraktivitas di malam hari, terutama di area terbuka atau dekat semak-semak. Gunakan senter dan alas kaki tertutup.
2. Periksa tempat tidur, sepatu, dan barang-barang di lantai sebelum digunakan, terutama di daerah rawan ular.
3. Jangan menangkap atau bermain-main dengan ular, meski terlihat jinak atau tidak berbahaya.
4. Jika melihat ular masuk ke rumah atau pekarangan, segera hubungi petugas damkar atau relawan penyelamat reptil.
5. Ajarkan anak-anak untuk tidak menyentuh atau mendekati hewan melata apa pun, dan segera melapor ke orang dewasa jika melihat ular.
Penanganan Darurat Jika Tergigit
Jika seseorang tergigit ular, segera:
1. Tenangkan korban, dan batasi gerak untuk memperlambat penyebaran racun.
2. Longgarkan pakaian di sekitar area gigitan.
3. Jangan menyayat luka atau mengisap racun dengan mulut.
4. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
5. Bila memungkinkan, foto ular tersebut untuk identifikasi medis.
Kisah tragis Rafa bukan sekadar kabar duka, tetapi juga peringatan bagi kita semua. Ular weling adalah “si cantik mematikan” yang bisa berada di sekitar lingkungan rumah tanpa kita sadari. Dengan edukasi, kewaspadaan, dan kesiapan medis, kasus-kasus fatal akibat gigitan ular bisa dicegah.
Mari lindungi anak-anak dan keluarga kita dengan mengenali potensi bahaya di sekitar, karena keselamatan dimulai dari pengetahuan dan tindakan yang tepat. (Zergie Abdullah Faiq)***