Menu

Mode Gelap
Sudut Tersembunyi Pemalang: 5 Hidden Gem yang Jarang Terekspos, Tapi Wajib Dikunjungi Rekomendasi Pantai Dekat Pusat Kota Pemalang untuk Liburan Seru Cek Disini! Fakta Menarik Aphelion Fenomena Langit yang Terjadi Setahun Sekali Nunggak Enam Bulan, Legislator PKB Minta Insentif Guru Honorer di Pemalang Segera Dicairkan Resmi Diterjunkan, Lima Mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan Jalani PPL di Media Warta Nasional Menag: Perlakuan Terhadap Madrasah dan Sekolah Umum Harus Setara

News

Cek Disini! Fakta Menarik Aphelion Fenomena Langit yang Terjadi Setahun Sekali

badge-check


					Ilustrasi - Aphelion Fenomena Langit yang Terjadi Setahun Sekali (Warta Nasional) Perbesar

Ilustrasi - Aphelion Fenomena Langit yang Terjadi Setahun Sekali (Warta Nasional)

WARTA NASIONAL – Bumi akan mencapai titik Aphelion, posisi terjauhnya dari Matahari dalam orbit elips yang dilalui setiap tahun.

Pada saat ini, jarak Bumi ke Matahari mencapai sekitar 152 juta kilometer, sekitar 5 juta kilometer lebih jauh dibanding titik terdekatnya, perihelion.

Meski perbedaan jarak ini hanya membuat Matahari tampak sedikit lebih kecil di langit sekitar 1,7% lebih kecil. Fenomena Aphelion menyimpan makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar angka astronomis.

Aphelion mengingatkan kita bahwa orbit Bumi bukan lingkaran sempurna, melainkan elips yang dinamis, memperlihatkan keseimbangan alam semesta yang rumit dan presisi.

Dilansir dari Nasa.gov pada Kamis 3 Juli 2025, Fenomena ini juga memengaruhi intensitas radiasi Matahari yang diterima Bumi, dengan perbedaan sekitar 6,9% antara Aphelion dan Perihelion.

Akibatnya, musim panas di belahan utara cenderung sedikit lebih sejuk dan lebih panjang beberapa hari, sementara musim dingin di selatan menjadi sedikit lebih dingin.

Lebih dari itu, Aphelion adalah momen refleksi tentang bagaimana perubahan kecil dalam posisi planet kita terhadap Matahari berperan dalam pola iklim global, walau dampaknya tidak langsung dan sering disalahpahami.

Misalnya, suhu pagi yang lebih dingin di beberapa daerah selama musim kemarau bukan semata karena jarak ke Matahari, melainkan interaksi kompleks antara atmosfer, radiasi, dan kondisi lokal.

Bagi para pengamat langit dan pecinta astronomi, Aphelion bukan hanya peristiwa tahunan yang bisa diamati tanpa alat khusus, tetapi juga pengingat akan keteraturan dan keindahan tata surya kita.

Fenomena ini mengajak masyarakat untuk lebih memahami sains di balik langit dan mengapresiasi betapa kecilnya perubahan yang memengaruhi kehidupan di Bumi.

Dengan demikian, Aphelion 2025 bukan sekadar titik terjauh Bumi dari Matahari, melainkan peluang untuk menyelami hubungan harmonis antara planet dan bintang yang menopang kehidupan kita. (Yuliana S)***

Baca Lainnya

Kapolsek Pulogadung Minta Maaf Anggotanya Tolak Laporan Korban Perampokan

12 Desember 2021 - 21:07 WIB

Ilustrasi perampokan pengendara mobil. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Anies Punya Program Baru di YouTube, #daripendopo, Apa Itu?

12 Desember 2021 - 21:03 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan sambutan pada Pembukaan Jakarta Film Week 2021, Kamis (18/11) malam. Foto: Dok: Pemprov DKI Jakarta

Kang Emil Ungkap Penanganan Kasus Herry Wirawan Sejak Mei: Semoga Dihukum Mati!

12 Desember 2021 - 20:45 WIB

Polisi Tangkap 2 Pelaku yang Coba Bobol Mesin ATM di Nanga Mahap, Kalbar

12 Desember 2021 - 20:41 WIB

Speedboat Bawa 23 Migran Tenggelam di Pantai Kuba, 2 Orang Tewas

12 Desember 2021 - 20:38 WIB

Ilustrasi kapal tenggelam Foto: Pexels
Trending di News