Prof Abu Rokhmad Sebut Pentingnya Menjaga Pernikahan Agar Tetap Harmonis

WARTANASIONAL.COM – Memasuki hari ke- 8 Ramadan, pengajian rutin akhir pekan yang dilaksanakan selama bulan Ramadan di masjid At-Taqwa Karonsih terasa berbeda.

Dengan hadirnya Prof Dr. KH Abu Rokhmad, MAg yang merupakan guru Besar UIN Walisongo Semarang dan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, memberikan Mauidhoh Hasanah kepada para jamaah serta Santri Pondok Pesantren Al-Amanah Kota Semarang, pada Sabtu (08/03/25).

banner 336x280

Pengajian ini di mulai dengan tadarus Al-Qur’an, dan kajian kitab Tajridush Shorih Hadist Bukhori oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amanah, Ustadz Dr. M. Rikza Chamami. Dalam pengajian ini, para jamaah dan para santri mendapatkan kesempatan untuk belajar membaca Al-Qur’an dan Hadist.

Hal ini dilakukan, agar dapat melatih mental jamaah, khususnya anak muda dan para Santri ponpes Al-Amanah guna nantinya terjun dalam dakwah di masyarakat.

“Membaca Al-Qur’an dan Hadist dalam majlis ini, dapat melatih mental jamaah dan Santri agar lebih siap ketika nantinya diminta untuk terjun dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti memimpin tahlil, berceramah, dan lainnya,” jelas ustadz Dr. M. Rikza Chamami.

Selepas mengaji, dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh Prof. Abu Rokhmad, yang menyoroti perihal angka perceraian dan pernikahan di Indonesia. Karena berhubungan dengan tanggung jawab beliau dalam pekerjaan, yakni sebagai Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama Republik Indonesia.

Beliau menyampaikan pada kita semua, bahwasanya dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah mendedikasikan satu surat khusus tentang keluarga, yakni surat Ali Imran. Ia mengatakan, sejarah kemanusiaan itu tidak dapat terlepas dari sejarah tentang keluarga.

Sejarah relasi hubungan antara suami dan istri, suami istri dan anak anak, anak anak dan sesamanya, seperti yang di contohkan dalam kisah nabi Adam, kisah nabi Ibrahim, nabi Ibrahim dengan Siti Sarah dan Siti Hajar, kisah nabi Nuh, dan lainnya.

Ia juga menyoroti pentingnya memperhatikan keluarga sebelum membantu orang lain. Kebahagiaan sejati berawal dari keluarga, tidak ada orang yang sukses tanpa keluarga.

“Ketika hendak bersedekah, jangan melihat yang jauh. Bereskan dulu keluarga kita, sayangi mereka, baru melihat yang lain,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan dua insan, tetapi juga kontribusi besar bagi kesejahteraan bangsa. Dalam membangun keluarga tangguh, agama harus menjadi prioritas utama sebelum faktor ekonomi.

“Jatuh cinta itu bagian dari mensyukuri nikmat Allah. Memiliki hubungan dengan seseorang itu sangat berharga, tidak dapat dinilai dengan uang,” tambahnya.

Mengingatkan pentingnya menjaga pernikahan agar tetap harmonis, ceramah ini pun diharapkan dapat menjadi pengingat bagi masyarakat dan mengedukasi anak muda untuk lebih memperhatikan peran keluarga dalam kehidupan. (Sahila & Hanifah Shabrina)***

banner 336x280